BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pernahkah kamu bertanya, mengapa kita harus mencuci pakaian dengan sabun?
Persoalannya, agar pakaian yang kita cuci benar-benar bersih maka air harus
melewati celah yang sangat sempit pada serat pakaian. Untuk itu diperlukan
penambahan luas permukaan air. Nah, hal ini sangat sukar dilakukan karena
adanya tegangan permukaan. Mau tidak mau nilai tegangan permukaan air harus
diturunkan dahulu. Kita bisa menurunkan tegangan permukaan dengan cara
menggunakan air panas. Makin tinggi suhu air, maka baik karena semakin tinggi
suhu air, semakin kecil tegangan permukaan. Ini alternatif pertama dan
merupakan cara yang jarang digunakan. Kecuali mereka yang suka bermain dengan
air panas.
Alternatif lainnya adalah menggunakan sabun. Pada suhu 20 oC, nilai Tegangan Permukaan air sabun adalah 25,00 mN/m. Coba bandingkan
antara air sabun dan air panas, manakah nilai tegangan permukaan paling kecil ?
Pada 100 oC, nilai tegangan permukaan air
panas = 58,90. Pada suhu 20 oC, nilai tegangan permukaan air
sabun adalah 25,00 mN/m. Lebih menguntungkan pakai sabun, airnya juga tidak
panas. Jangan heran kalau sabun sangat laris di pasar. (catatan : masih ada
faktor lain yang mempengaruhi pakaian atau tubuh kita bisa dibersihkan dengan
sabun. Jadi yang dijelaskan di atas hanya salah satu faktor yang mempengaruhi).
Tegangan permukaan terjadi karena permukaan zat cair cenderung untuk
menegang sehingga permukaannya tampak seperti selaput tipis. Hal ini
dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi antara molekul air.
Molekul
cairan biasanya saling tarik menarik. Di bagian dalam cairan, setiap molekul
cairan dikelilingi oleh molekul-molekul lain di setiap sisinya, tetapi di
permukaan cairan, hanya ada molekul-molekul cairan di samping dan di bawah. Di
bagian atas tidak ada molekul cairan lainnya. Karena molekul cairan saling
tarik menarik satu dengan lainnya, maka terdapat gaya total yang besarnya nol
pada molekul yang berada di bagian dalam cairan. Sebaliknya, molekul cairan
yang terletak dipermukaan ditarik oleh molekul cairan yang berada di samping
dan bawahnya. Akibatnya, pada permukaan cairan terdapat gaya total yang berarah
ke bawah. Karena adanya gaya total yang arahnya ke bawah, maka cairan yang terletak
di permukaan cenderung memperkecil luas permukaannya, dengan menyusut sekuat
mungkin. Hal ini yang menyebabkan lapisan cairan pada permukaan seolah-olah
tertutup oleh selaput elastis yang tipis. Fenomena ini kita kenal dengan
istilah Tegangan Permukaan.
B.
Tujuan percobaan
“mengetahui
hubungan luas penampang dengan tegangan permukaan.”
C.
Rumusan masalah
Bagaimana
hubungan luas penampang dengan tegangan permukaan?
D.
Hipotesis
Luas
penampang berbanding terbalik dengan tegangan permukaan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Kajian teori
Tegangan permukaan zat cair
merupakan kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang, sehingga
permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastic. Selain itu, tegangan
permukaan juga diartikan sebagai suatu kemampuan atau kecenderungan zat cair
untuk selalu menuju ke keadaan yang luas permukaannya lebih kecil yaitu
permukaan datar atau bulat seperti bola atau ringkasnya didefinisikan sebagai
usaha yang membentuk luas permukaan baru. Dengan sifat tersebut zat cair mampu
untuk menahan benda-benda kecil di permukaannya. Seperti silet, berat silet
menyebabkan permukaan zat cair sedikit melengkung ke bawah tampak silet itu
berada. Lengkungan itu memperluas permukaan zat cair namun zat cair dengan
tegangan permukaannya berusaha mempertahankan luas permukaan-nya sekecil
mungkin.
Tegangan permukaan merupakan
fenomena menarik yang terjadi pada zat cair (fluida) yang berada dalam keadaan
diam (statis). Tegangan permukaan didefinisikan sebagai gaya F per satuan panjang L yang
bekerja tegak lurus pada setiap garis di permukaan fluida.
Permukaan fluida yang berada dalam
keadaan tegang meliputi permukaan luar dan dalam (selaput cairan sangat tipis
tapi masih jauh lebih besar dari ukuran satu molekul pembentuknya), sehingga
untuk cincin dengan keliling L yang diangkat dari permukaan fluida dapat
ditentukan dari pertambahan panjang pegas halus penggantung cincin (Dianometer)
sehingga tegangan permukaan fluida memiliki nilai sebesar :
Dimana:
= tegangan permukaan (N/m)
F = Gaya (Newton)
L = Panjang permukaan selaput fluida (m)
Tegangan antar muka adalah gaya
persatuan panjang yang terdapat pada antarmuka dua fase cair yang tidak
bercampur. Tegangan antar muka selalu lebih kecil dari pad tegangan permukaan
karena gaya adhesi antara dua cairan tidak bercampur lebih besar dari pada adhesi
antara cairan dan udara.
Tegangan permukaan terjadi karena
permukaan zat cair cenderung untuk menegang, sehingga permukaannya tampak
seperti selaput tipis. Hal ini dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi antara
molekul air. Pada zat cair yang adesiv berlaku bahwa besar gaya kohesinya lebih
kecil dari pada gaya adesinya dan pada zat yang non-adesiv berlaku sebaliknya.
Salah satu model peralatan yang sering digunakan untuk mengukur tegangan
permukaan zat cair adalah pipa kapiler. Salah satu besaran yang berlaku pada
sebuah pipa kapiler adalah sudut kontak, yaitu sudut yang dibentuk oleh
permukaan zat cair yang dekat dengan dinding. Sudut kontak ini timbul akibat
gaya tarik-menarik antara zat yang sama (gaya kohesi) dan gaya tarik-menarik
antara molekul zat yang berbeda (adhesi).
Molekul biasanya saling
tarik-menarik. Dibagian dalam cairan, setiap molekul cairan dikelilingi oleh
molekul-molekul cairan di samping dan di bawah. Di bagian atas tidak ada
molekul cairan lainnya karena molekul cairan tarik-menarik satu dengan yang
lainnya, maka terdapat gaya total yang besarnya nol pada molekul yang berada di
bagian dalam caian. Sebaliknya molekul cairan yang terletak di permukaan di
tarik oleh molekul cairan yang berada di samping dan bawahnya. Akibatnya, pada
permukaan cairan terdapat gaya total yang berarah ke bawah karena adanya gaya
total yang arahnya ke bawah, maka cairan yang terletak di permukaan cenderung
memperkecil luas permukaannya dengan menyusut sekuat mungkin. Hal ini yang
menyebabkan lapisan cairan pada permukaan seolah-olah tertutup oleh selaput
elastis yang tipis.
Ada beberapa metode dalam melakukan
tegangan permukaan :
· Metode kenaikan kapiler
Tegangan permukaan diukur dengan
melihat ketinggian air/ cairan yang naik melalui suatu kapiler. Metode kenaikan
kapiler hanya dapat digunakan untuk mengukur tegangan permukaan tidak bisa
untuk mengukur tegangan permukaan tidak bias untuk mengukur tegangan antar
muka.
·
Metode
tersiometer Du-Nouy
Metode cincin Du-Nouy bisa digunakan
utnuk mengukur tegangan permukaan ataupun tegangan antar muka. Prinsip dari
alat ini adalah gaya yang diperlukan untuk melepaskan suatu cincin platina
iridium yang diperlukan sebanding dengan tegangan permukaan atau tegangan antar
muka dari cairan tersebut.
Pada dasarnya tegangan permukaan
suatu zat cair dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya suhu dan zat
terlarut. Dimana keberadaan zat terlarut dalam suatu cairan akan mempengaruhi
besarnya tegangan permukaan terutama molekul zat yang berada pada permukaan
cairan berbentuk lapisan monomolecular yang disebut dngan molekul surfaktan.
Faktor-faktor yang menpengaruhi :
·
Suhu
Tegangan permukaan menurun dengan
meningkatnya suhu, karena meningkatnya energy kinetik molekul
·
Zat
terlarut (solute)
Keberadaan zat terlarut dalam suatu
cairan akan mempengaruhi tegangan permukaan. Penambahan zat terlarut akan
meningkatkan viskositas larutan, sehingga tegangan permukaan akan bertambah
besar. Tetapi apabila zat yang berada dipermukaan cairan membentuk lapisan
monomolecular, maka akan menurunkan tegangan permukaan, zat tersebut biasa
disebut dengan surfaktan.
·
Surfaktan
Surfaktan (surface active agents),
zat yang dapat mengaktifkan permukaan, karena cnderung untuk terkonsentrasi
pada permukaan atau antar muka. Surfaktan mempunyai orientasi yang jelas
sehingga cenderung pada rantai lurus. Sabun merupakan salah satu contoh dari
surfaktan.
Tegangan
permukaan juga merupakan sifat fisik yang berhubungan dengan gaya antarmolekul
dalam cairan dan didefinisikan sebagai hambatan peningkatan luas permukaan
cairan. Awalnya tegangan permukaan didefinisikan pada antar muka cairan dan
gas. Namun, tegangan yang mirip juga ada pada tegangan antar muka cairan-cairan,
atau padatan dan gas. Tegangan semacam ini secara umum disebut dengan tegangan
antar muka.
B.
Alat dan Bahan
o
Air (1
botol)
o
Deterjen (secukupnya)
o
Silet (1
buah)
o
Jarum (1
buah)
o
Gelas (2
buah)
o
Stopwatch (1 buah)
C.
Prosedur Kerja
1. Isi
setiap gelas dengan air, jangan sampai penuh.
2. Letakkan
silet pada salah satu botol di atas permukaan airnya, sehingga silet mengapung
dipermukaan air.
3. Dalam
keadaan silet mengapung, tambahkan sedikit deterjen.
4. Hitung
waktu tenggelam silet saat deterjen dimasukkan.
5. Ulangi
langkah diatas dengan menggunakan jarum.
6. Tulislah
hasil pengukuran waktu tenggelam pada tabel pengamatan.
BAB 3
HASIL DAN
PEMBAHASAN
A.
Hasil Percobaan
No
|
Benda
|
Waktu
tenggelam (s)
|
1
|
Silet
|
01:41
|
2
|
Jarum
|
00:03
|
B.
Pembahasan
Tegangan permukaan merupakan
fenomena menarik yang terjadi pada zat cair (fluida) yang berada dalam keadaan
diam (statis). Tegangan permukaan didefinisikan sebagai gaya F per satuan panjang L yang
bekerja tegak lurus pada setiap garis di permukaan fluida.
Permukaan fluida yang berada dalam
keadaan tegang meliputi permukaan luar dan dalam (selaput cairan sangat tipis
tapi masih jauh lebih besar dari ukuran satu molekul pembentuknya), sehingga
untuk cincin dengan keliling L yang diangkat dari permukaan fluida dapat
ditentukan dari pertambahan panjang pegas halus penggantung cincin (Dianometer)
sehingga tegangan permukaan fluida memiliki nilai sebesar :
Dimana:
= tegangan permukaan
(N/m)
F = Gaya (Newton)
L = Panjang permukaan selaput fluida (m)
C.
Analisis Data
1.
Massa jenis
jarum dan silet lebih besar dari pada massa jenis air, tetapi mengapa jarum dan
silet dapat mengapung diatas air?
Jawaban: Karena adanya tegangan permukaan, dimana
tegangan permukaan adalah sebuah peristiwa yang terjadi akibat adanya perbedaan
kohesi dan adhesi pada suatu cairan.
2.
Mengapa ketika
ditambahkan sedikit deterjen ke dalam air, jarum dan silet segera tenggelam?
Jawaban: Karena, terjadi kekacauan oleh molekul air
akibat masuknya deterjen.
3.
Diantara jarum
dan silet, yang manakah lebih dulu menyampai dasar? Mengapa demikian?
Jawaban: jarum. Karena, semakin besar luas
penampangnya, maka semakin kecil tegangan permukaannya.
4.
Buatlah
kesimpulan dari percobaan yang kalian lakukan.
Jawaban:
tegangan permukaan
berbanding terbalik dengan luas penampangnya, yang dimana rumusnya adalah
Keterangan:
BAB 4
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Tegangan permukaan zat cair
merupakan kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang, sehingga
permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastic. Selain itu, tegangan
permukaan juga diartikan sebagai suatu kemampuan atau kecenderungan zat cair
untuk selalu menuju ke keadaan yang luas permukaannya lebih kecil yaitu
permukaan datar atau bulat seperti bola atau ringkasnya didefinisikan sebagai
usaha yang membentuk luas permukaan baru. Dengan sifat tersebut zat cair mampu
untuk menahan benda-benda kecil di permukaannya. Seperti silet, berat silet
menyebabkan permukaan zat cair sedikit melengkung ke bawah tampak silet itu
berada. Lengkungan itu memperluas permukaan zat cair namun zat cair dengan
tegangan permukaannya berusaha mempertahankan luas permukaan-nya sekecil
mungkin.
Tegangan permukaan merupakan
fenomena menarik yang terjadi pada zat cair (fluida) yang berada dalam keadaan
diam (statis). Tegangan permukaan didefinisikan sebagai gaya F per satuan panjang L yang
bekerja tegak lurus pada setiap garis di permukaan fluida.
Permukaan
fluida yang berada dalam keadaan tegang meliputi permukaan luar dan dalam
(selaput cairan sangat tipis tapi masih jauh lebih besar dari ukuran satu
molekul pembentuknya), sehingga untuk cincin dengan keliling L yang diangkat
dari permukaan fluida dapat ditentukan dari pertambahan panjang pegas
halus penggantung cincin (Dianometer) sehingga tegangan permukaan fluida
memiliki nilai sebesar :
Keterangan: = tegangan permukaan (N/m)
F = Gaya (Newton)
L = Panjang permukaan selaput fluida (m)
B.
Saran
o Untuk guru
Penjelasannya agar lebih jelas
lagi.
o Untuk praktikum
Alatnya diharapkan bisa lebih
memadai lagi.
DAFTAR PUSTAKA
kak.. yang analisis data no 2 itu bisa jelasin rinci gak?
BalasHapus