Translate

Kamis, 26 November 2015

Laporan Tanah Sebagai Hasil Pelapukan

I.                   PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Tanah merupakan sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan umat manusia. Tanah dapat digunakan untuk medium tumbuh tanam-tanaman yang mampu menghasilkan makanan, sandang, obat-obatan serta keperluan lainnya.Tanah tersusun dari air, udara, dan bagian padat yang terdiri dari bahan-bahan mineral dan organik yang berperan dalam pertumbuhan tanaman. Dalam kondisi alam, perbandingan udara dan air selalu berubah-ubah, tergantung pada iklim dan faktor lainnya.
            Apabila kita menggali lubang pada tanah, maka kalau kita perhatikan dengan teliti pada masing-masing sisi lubang tersebut akan terdapat lapisan-lapisan tanah yang mempunyai sifat yang berbeda-beda. Disuatu tempat ditemukan lapisan berseling-seling dengan lapisan liat, lempung atau debu, sedang ditempat lain ditemukan tanah yang semuanya terdiri dari liat, tetapi dilapisan bawah berwarna kelabu dengan bercak-bercak merah, dibagian tangah berwarna merah, dan lapisan atasnya berwarna kehitam-hitaman. Lapisan tersebut terbentuk karena dua hal, yaitu : (1) pengendapan yang berulang-ulang oleh genangan air; (2) proses pembentukan tanah.
            Horizon tanah adalah lapisan-lapisan tanah yang terbentuk karena hasil dari proses pembentukan tanah. Proses pembentukan horizon-horizon tersebut akan menghasilkan benda alam baru yang disebut tanah. Penampang vertikal tanah tersebut akan menunjukan susunan horizon yang disebut profil tanah.
Tanah merupakan materi di permukaan bumi yang terbentuk sebagai produk dari proses pelapukan batuan di bawah pengaruh iklim (terutama curah hujan), organisme hidup, dan topografi selama suatu rentang waktu yang sangat lama. Karena proses pembentukannya yang sangat lama itu (ribuan hingga jutaan tahun), kita tidak dapat menyaksikan bagaimana tanah itu terbentuk.
Tanah dapat berasal dari batuan keras, batuan beku, batuan sedimen tua, batuan metamorfosa yang melapuk, atau dari bahan-bahan endapan baru dan lain-lain. Dengan proses pelapukan maka permukaan batuan yang keras menjadi hancur dan berubah menjadi bahan yang lunak yang disebut regolit. Selanjutnya melalui proses pembentukan tanah, bagian atas regolit berubah menjadi tanah. Pelapukan terjadi pada batuan yang keras maupun pada mineral-mineral yang terdapat pada regolit, termasuk abu vulkanik, bahan endapan baru dan lain-lain
Berdasarkan uraian diatas maka perlu diadakan pengamatan tentang proses terjadinya pelapukan dan untuk mengetahui jenis-jenis pelapukan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pelapukan.
1.2    Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dilaksanakannya praktikum tanah hasil pelapukan adalah untuk mengetahui tanah sebagai materi yang terbentuk dari hasil pelapukan batuan. Adapun kegunaan dari praktikum ini adalah sebagai bahan informasi untuk menambah pengetahuan tentang tanah sebagai hasil pelapukan, jenis-jenis pelapukan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.




II.                TINJAUAN PUSTAKA
2.1    Pelapukan Batuan
Pelapukan merupakan proses alamiah akibat bekerjanya gaya alam baik secara fisik maupun kimiawi yang menyebabkan terjandinya pemecahan-pemecahan dan transformasi bebatuan dan mineral-mineral penyusunnya menjadi material lepas dipermukaan bumi (Hanafiah, 2012).
Pembentukan tanah perubahan induk tanah berlangsung dengan proses pelapukan, dekomposisi dan mineralisasi lebih lanjut. Banyaknya waktu yang diperlukan untuk pembentukan tanah berbeda-beda. Tanah yang berkembang dari batuan yang keras memerlukan waktu yang lama dibandingkan tanah yang berasal dari bahan induk lunak dan lepas. Proses tanah mula-mula berjalan sangat lambat (Hardjowigeno,1993).
Pembentukan tanah dipengaruhi oleh lima faktor yaitu (1) Bahan induk. Keadaan alami bahan induk akan mempunyai suatu pengaruh terputus pada sifat-sifat tanah muda, mereka dapat memakai satu pengaruh pada tanah-tanah tua yang ada. Sifat bahan induk yang memakai satu pengaruh yang mendalam pada perkembangan termasuk tekstur, komposisi mineral dan tingkat sratifikasi. (2) Iklim. Pengaruh iklim yang penting yang mempengaruhi pembentukan tanah adalah presipitasi dan temperatur. Iklim juga mempengaruhi pembentukan tanah secara tidak langsung yang menentukan vegetasi alami. (3) Organisme, tanaman mempengaruhi tanah melalui penambahan bahan organik, siklus ion dan pergerakan air melalui siklus hidrologi. Hewan-hewan tanah memengaruhi ganesa tanah sebagai pemakan dan perombak bahan organik. (4) Topografi, dengan cara mempengaruhi jumlah presipitasi yang diabsorbsi dan ditahan dalam tanah, oleh karenanya mempengaruhi hubungan kelembapan, dengan memengaruhi kecepatan perpindahan tanah oleh erosi, dengan mengarahkan gerakan bahan-bahan dalam suspensi atau larutan dari daerah yang satu ke yang lain. (5) Waktu, tanah sebagai hasil evolusi berubah secara tetap seperti perubahan bentuk muka bumi. Mereka mempunyai siklus hidup dengan keadaan yang sama dimana bentuk muka bumi lambat laun menembus suatu siklus. Siklus hidup tanah termasuk stadia bahan induk, tanah muda, tanah matang, dan stadia pada umur tua (Foth, 1988).
2.2    Jenis-Jenis Pelapukan
Proses pelapukan melalui dua mekanisme yaitu (1) Pelapukan fisik. Proses dimana melapuknya batuan atau mineral menjadi partikel yang lebih halus menyebabkan terjadinya kenaikan permukaan spesifik tanpa menyebabkan perubahan komposisi kimia, tetapi sangat diperlukan sebelum terjadi pelapukan kimia. Pelapukan fisik disebabkan oleh fluktuasi suhu, air membeku, dan kegiatan perakaran. (2) Pelapukan kimiawi. Proses dimana melapuknya batuan atau mineral melalui reaksi kimia menghasilkan material yang memiliki komposisi berbeda dengan bahan aslinya, disebabkan oleh disolusi, hidrolisis, asidolisis dan oksidasi (Sutanto, 2005).
Berdasarkan cara pembentukannya, bebatuan dikelompokkan menjadi 3 golongan, yaitu (1) Batuan beku (igneous rock) merupakan bebatuan yang terbentuk dari proses solidifikasi (pembekuan) magma cair. Golongan ini antara lain meliputi granit, syenit, basalt, andesit, diabase dan gabbro. (2) Batuan sedimen (sedimentary rock) merupakan bebatuan yang terbentuk dari proses konsilidasi (pemadatan) endapan-endapan partikel yang terbawa oleh angin atau air dipermukaan bumi. Golongan ini antara lain mencakup batu-kapur, batu-pasir, batu-debu, batu-pasir berkapur, shale (batu-serpih), dan konglomerat. (3) Batuan peralihan (metamorf) merupakan batuan beku atau sedimen yang telah mengalami transformasi (perubahan rupa) akibat adanya pengaruh perubahan suhu, tekanan, cairan atau gas aktif. Golongan ini meliputi gneissgranit, batu serpih slate, marmer, batu-pasir quarsit (Hanafiah 2012).
2.3    Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Tanah
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan tanah melalui pelapukan yaitu. Pertama, Iklim. Iklim merupakan rata-rata cuaca pada jangka panjang, minimal per musim, per periode, ataupun per tahun, dan seterusnya. sedangkan cuaca adalah kondisi iklim pada suatu waktu berjangka pendek, misalnya harian, mingguan, dan bulana maksimal semusim atau seperiode (Hanafiah, 2010).
Kedua, jasad hidup. Diantara berbagai jasad hidup, vegetasi atau makroflora merupakan yang paling berperan dalam mempengaruhi proses genesis dan perkembagan profil tanah, karena merupakan sumber biomas atau bahan organik tanah (BOT). BOT ini apabila terdekomposisi oleh mikrobia heterotrofik akan menjadi sumber energi dan hara bagi mikrobia sendiri, juga merupakan sumber senyawa organik dan anorganik yang terlibat dalam berbagai proses komogenesis dan biogenesis didalam lapisan-lapisan tanah (Hanafiah, 2010).
Ketiga, bahan induk. Jenis bahan induk akan menentukan sifat fisik maupun kimiawi tanah yang terbentuk secara endodinamomorf, tetapi pengaruhnya menjadi tidak jelas terhadap tanah-tanah yang terbentuk secara ektodinamomorf. Pengaruh bahan induk ini sangat jelas terlihat pada tanah muda-dewasa, namun dalam perkembanganya terjadi proses pelapukan secara lanjut, apabila mengalami pelindian atau erosi berat, maka pengaruh ini semakin tidak jelas bahkan dapat hilang sama sekali (Hardjowigeno, 2010).
Keempat, Topografi. Peran tofografi dalam proses genesis dan perkembangan profil tanah adalah melalui empat cara, yaitu lewat pengaruhnya dalam menentukan jumlah air hujan yang dapat meresap atau disimpan oleh massa tanah, Kedalaman air tanah, besarnya erosi yang dapat terjadi, dan  arah pergerakan air yang membawa bahan-bahan terlarut dari tempat yang tinggi ketempat yang rendah. Lewat empat perannya ini, maka (Hardjowigeno, 2010).
Kelima, waktu. Periode waktu akan menentukan jenis dan sifat-sifat tanah yang terbentuk dari suatu kawasan, karena waktu memberikan kesempatan pada empat faktor pembentukan tanah lainnya untuk mempengaruhi proses-proses pembentukan tanah, makin lama makin intensif (Hardjowigeno, 2010).


III.             METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu
Praktikum penetapan tanah hasil pelapukan  dilaksanakan di pelataran HIMTI, Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, Makassar.  Pada hari Kamis  15 oktober 2015 pukul 16.00 WITA sampai selesai.
3.2 Alat dan Bahan        
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain menyediakan alat tulis menulis, dan buku penuntun dasar-dasar ilmu tanah. Adapun bahan yang digunakan yaitu sampel tanah, sampel bahan induk dan sampel batu.
3.3 Prosedur kerja
Kegiatan praktikum ini dilaksanakan dalam bentuk demonstrasi dan persentasi di laboratorium, diikuti sesi tanya jawab. Kegiatan praktikum ini juga diikuti dengan demonstrasi menggunakan profil tanah di lapangan yang profil  atau penampang tanahnya telah disiapkan sebelumnya. Praktikum ini dilaksanakan perkelompok.


IV.             HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1    
images (1).jpg
Hasil


 




Bongkahan batu                Kerikil                         Tanah
4.2    Pembahasan
Dari gambar  tersebut, hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa tanah merupakan hasil dari pelapukan yang terjadi pada batuan. Batuan yang berada di atas permukaan tanah akan mengalami perubahan secara terus menerus dengan waktu yang sangat lama karena adanya pengaruh dari lingkungan dan tidak semua faktor lingkungan mempunyai pengaruh yang sama dalam proses pembentukan tanah, karena terdapat dua faktor yang mempengaruhi yaitu faktor pasif dan faktor aktif. Hal ini didukung oleh Hanafiah (2007) bahwa faktor pembentuk tanah ada dua, yaitu faktor pasif, secara pasif adalah bagian-bagian yang menjadi sumber massa dan keadaan yang mempengaruhi massa yang meliputi bahan induk, topografi dan waktu atau umur.  Sedangkan faktor pembentuk tanah secara aktif adalah faktor yang menghasilkan energi yang bekerja pada massa tanah yaitu iklim dan makhluk hidup.


V.                KESIMPULAN DAN SARAN
5.1    Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang didapat, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1.        Tanah merupakan hasil dari pelapukan batuan karena dapat dibuktikan dengan sifat bahan induk yang menentukan sifat tanah.
2.        Tanah terbentuk dari proses pelapukan batuan yang terjadi karena adanya pengaruh iklim (curah hujan, kelembaban, topografi (kemiringan), organisme (makro dan mikro), waktu, dan material (tekstur, struktur, dan berat).
5.2    Saran
Sebaiknya dalam melakukan praktikum mengenai tanah hasil pelapukan praktikan lebih banyak melakukan diskusi dan sebaiknya diberikan daftar gambar contoh batu-batuan, bahan induk yang lebih banyak sehingga semua kelompok dapat mengamati dengan baik.


DAFTAR PUSTAKA
Foth, Henry D. 1998. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press:     Yogyakarta.
Hanafiah, K. A. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Hanafiah, K. A. 2010. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Raja grafindo Persada: Jakarta
Hanafiah, K. A. 2012. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Rajawali Press: Jakarta.
Hardjowigeno, S. 1993. Ilmu Tanah. PT. Akademika Presindo: Jakarta.
Hardjowigeno, Sarwono. 2010. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo: Jakarta.

Sutanto, Rachman. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Konsep dan Kenyataan. Kanisius: Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar