Translate

Sabtu, 28 Juni 2014

Sel

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan beserta petunjuknya sehingga saya dapat melaksanakan sebuah praktikum Biologi untuk mengamati struktur dari sel mati, sel tumbuhan, dan sel hewan.Tidak lupa pula saya ucapkan banyak terimakasih kepada Guru Biologi saya selaku guru pembimbing dalam melakukan sebuah praktikum tersebut.
Dengan mengamati struktur sel tersebut saya lebih mengetahui,perbedaan sel mati dan sel hidup, selain itu saya lebih menyadari tentang sel walaupun bentuknya begitu kecil betapa pentingnya fungsi sel bagi tubuh ini.Dan sebuah laporan telah berhasil saya susun setelah melakukan pengamatan tersebut.Jika ada kekurangan dari penulisan laporan ini saya mohon maaf.

 Wassalamualaikum Wr. Wb










PENDAHULUAN

PENEMUAN AWAL
Mikroskop majemuk dengan dua lensa telah ditemukan pada akhir abad ke-16 dan selanjutnya dikembangkan di Belanda, Italia, dan Inggris.Hingga pertengahan abad ke-17 mikroskop sudah memiliki kemampuan perbesaran citra sampai 30 kali.Ilmuwan Inggris Robert Hooke kemudian merancang mikroskop majemuk yang memiliki sumber cahaya sendiri sehingga lebih mudah digunakan.Ia mengamati irisan-irisan tipis gabus melalui mikroskop dan menjabarkan struktur mikroskopik gabus sebagai "berpori-pori seperti sarang lebah tetapi pori-porinya tidak beraturan" dalam makalah yang diterbitkan pada tahun 1665. Hooke menyebut pori-pori itu cells karena mirip dengan sel (bilik kecil) di dalam biara atau penjara. Yang sebenarnya dilihat oleh Hooke adalah dinding sel kosong yang melingkupi sel-sel mati pada gabus yang berasal dari kulit pohon ek.Ia juga mengamati bahwa di dalam tumbuhan hijau terdapat sel yang berisi cairan.
Pada masa yang sama di Belanda, Antony van Leeuwenhoek, seorang pedagang kain, menciptakan mikroskopnya sendiri yang berlensa satu dan menggunakannya untuk mengamati berbagai hal. Ia berhasil melihat sel darah merah, spermatozoid, khamir bersel tunggal, protozoa, dan bahkan bakteri. Pada tahun 1673 ia mulai mengirimkan surat yang memerinci kegiatannya kepada Royal Society, perkumpulan ilmiah Inggris, yang lalu menerbitkannya. Pada salah satu suratnya, Leeuwenhoek menggambarkan sesuatu yang bergerak-gerak di dalam air liur yang diamatinya di bawah mikroskop.Ia menyebutnya diertjen atau dierken (bahasa Belanda: 'hewan kecil', diterjemahkan sebagai animalcule dalam bahasa Inggris oleh Royal Society), yang diyakini sebagai bakteri oleh ilmuwan modern.
TEORI SEL
Beberapa ilmuwan pada abad ke-18 dan awal abad ke-19 telah berspekulasi atau mengamati bahwa tumbuhan dan hewan tersusun atas sel, namun hal tersebut masih diperdebatkan pada saat itu. Pada tahun 1838, ahli botani Jerman Matthias Jakob Schleiden menyatakan bahwa semua tumbuhan terdiri atas sel dan bahwa semua aspek fungsi tubuh tumbuhan pada dasarnya merupakan manifestasi aktivitas sel. Ia juga menyatakan pentingnya nukleus (yang ditemukan Robert Brown pada tahun 1831) dalam fungsi dan pembentukan sel, namun ia salah mengira bahwa sel terbentuk dari nukleus. Pada tahun 1839, Theodor Schwann, yang setelah berdiskusi dengan Schleiden menyadari bahwa ia pernah mengamati nukleus sel hewan sebagaimana Schleiden mengamatinya pada tumbuhan, menyatakan bahwa semua bagian tubuh hewan juga tersusun atas sel. Menurutnya, prinsip universal pembentukan berbagai bagian tubuh semua organisme adalah pembentukan sel.
Yang kemudian memerinci teori sel sebagaimana yang dikenal dalam bentuk modern ialah Rudolf Virchow, seorang ilmuwan Jerman lainnya. Pada mulanya ia sependapat dengan Schleiden mengenai pembentukan sel. Namun, pengamatan mikroskopis atas berbagai proses patologis membuatnya menyimpulkan hal yang sama dengan yang telah disimpulkan oleh Robert Remak dari pengamatannya terhadap sel darah merah dan embrio, yaitu bahwa sel berasal dari sel lain melalui pembelahan sel. Pada tahun 1855, Virchow menerbitkan makalahnya yang memuat motonya yang terkenal, omnis cellula e cellula (semua sel berasal dari sel).
PERKEMBANGAN BIOLOGI SEL
Antara tahun 1875 dan 1895, terjadi berbagai penemuan mengenai fenomena seluler dasar, seperti mitosis, meiosis, dan fertilisasi, serta berbagai organel penting, seperti mitokondria, kloroplas, dan badan Golgi.Lahirlah bidang yang mempelajari sel, yang saat itu disebut sitologi.
Perkembangan teknik baru, terutama fraksinasi sel dan mikroskopi elektron, memungkinkan sitologi dan biokimia melahirkan bidang baru yang disebut biologi sel. Pada tahun 1960, perhimpunan ilmiah American Society for Cell Biology didirikan di New York, Amerika Serikat, dan tidak lama setelahnya, jurnal ilmiah Journal of Biochemical and Biophysical Cytology berganti nama menjadi Journal of Cell Biology. Pada akhir dekade 1960-an, biologi sel telah menjadi suatu disiplin ilmu yang mapan, dengan perhimpunan dan publikasi ilmiahnya sendiri serta memiliki misi mengungkapkan mekanisme fungsi organel sel.
STRUKTUR
Semua sel dibatasi oleh suatu membran yang disebut membran plasma, sementara daerah di dalam sel disebut sitoplasma.Setiap sel, pada tahap tertentu dalam hidupnya, mengandung DNA sebagai materi yang dapat diwariskan dan mengarahkan aktivitas sel tersebut. Selain itu, semua sel memiliki struktur yang disebut ribosom yang berfungsi dalam pembuatan protein yang akan digunakan sebagai katalis pada berbagai reaksi kimia dalam sel tersebut.
Setiap organisme tersusun atas salah satu dari dua jenis sel yang secara struktur berbeda: sel prokariotik atau sel eukariotik. Kedua jenis sel ini dibedakan berdasarkan posisi DNA di dalam sel; sebagian besar DNA pada eukariota terselubung membran organel yang disebut nukleus atau inti sel, sedangkan prokariota tidak memiliki nukleus.Hanya bakteri dan arkea yang memiliki sel prokariotik, sementara protista, tumbuhan, jamur, dan hewan memiliki sel eukariotik.

EKSPERIMEN I
SEL

I.                 TUJUAN                       :
·       Mengamati struktur sel
·       Membandingkan sel mati, sel tumbuhan, dan sel hewan

II.               RUMUSAN MASALAH :
·       Bagaimana struktur sel?
·       Apa perbedaan sel mati, sel hewan, dan sel tumbuhan?

III.              ALAT                :
·       Mikroskop
·       Silet tajam
·       Tusuk gigi
·       Pinset
·       Pipet tetes
·       Kaca objek
·       Kaca penutup
·       Tissue

IV.             BAHAN                        :
·       Aqua
·       Bawang Merah
·       Gabus
·       Epitel rongga mulut
·       Rhoe Diskolon

V.               LANGKAH – LANGKAH            :

a.     Mengamati sel mati
·       Sayat gabus setipis mungkin
·       Hasil sayatan letakkan pada kaca objek
·       Tetesi dengan aqua
·       Amati dibawah mikroskop
·       Gambar hasil pengamatan

b.     Mengamati sel tumbuhan
·       Ambil jaringan epidermis bawang merah dengan menggunakan pinset
·       Jaringan epidermis itu diletakkan pada kaca objek
·       Amati dibawah mikroskop
·       Gambar hasil pengamatan

c.      Mengamati sel hewan
·       Kerot pipi bagian dalam dengan menggunakan tusuk gigi
·       Hasil kerotan diletakkan pada kaca objek
·       Amati dibawah mikroskop
·       Gambar hasil pengamatan

VI.             TABEL HASIL PENGAMATAN

Sel Gabus
Epidermis bawang merah
Epitel rongga mulut




VII.            PEMBAHASAN

1.       Sel Mati (Gabus)

Bentuk sel gabus seperti bentuk segi lima atau segi enam
·       Bentuk persegi panjang yang merupakan ruang sel
·       Pada sel gabus hanya terdapat dinding sel
·       Sel gabus memiliki ruang kosong di dalam dinding selnya
·       Sel Gabus tidak memiliki inti sel (nukleus).
·       Didalam sel gabus sama sekali tidak ada aktivitas sel karena hanya terdiri dari ruang kosong tanpa ada isi dan inti sel

2.       Sel Tumbuhan (Bawang Merah)
·       Bentuknya seperti balok yang disusun miring.
·       Terdapat ruang sel, memiliki inti sel (nukleus), memiliki sitoplasma.
·       memiliki struktur yang jauh lengkap dari pada sel mati, yaitu memiliki, inti sel, dinding sel, kloroplas, membran sel, dan sitoplasma
·       memiliki bentuk yang tetap karena memiliki dinding sel sehingga pergerakan sel terbatas
·       mempunyai plastida dan vakuola (rongga sel) yang besar
·       tidak mempunyai sentrosom dan lisosom
·       Berwarna merah muda pada bagian selnya karena mengandung plastid yang menghasilkan kloroplas.
·       Didalamnya terdapat seperti cairan yang disebut nukleoplasma yang berupa gel transparan yang dan berfungsi untuk melindungi vakuola
·       Nukleus lebih kecil daripada vakuola
·       Menyimpan tenaga dalam bentuk butiran (granul) pati
·       Terjadi aktivitas sel di dalamnya karena terdapat isi dan inti sel
·       Sel bawang merah termasuk sel hidup, karena sel bawang merah mempunyai inti sel,memiliki cairan didalamnya,dan ada aktifitas yang terjadi didalamnya seperti pertukaran zat dalam sel.

3.       Sel Hewan (Epitel Rongga Mulut)

·       lebih kecil daripada sel tumbuhan
·       bentuk sel tidak tetap karena tidak memiliki dinding sel sehingga membran sel dapat bergerak dengan bebas.
·       pada epitel, mempunyai tiga bagian yaitu membran plasma, inti sel (nukleus), dan sitoplasma
·       tidak mempunyai plastida dan vakuola
·       mempunyai vesikel, sentrosom, lisosom
·       nukleus lebih besar daripada vesikel
·       menyimpan tenaga dalam bentuk butiran (granul) glikogen
·       Terjadi aktivitas sel di dalamnya karena terdapat isi dan inti sel
·       Sel epitel termasuk sel hidup, karena mempunyai inti sel,memiliki cairan didalamnya,dan ada aktifitas yang terjadi didalamnya seperti pertukaran zat dalam sel.





VIII.          KESIMPULAN

No
Sel tumbuhan
Sel hewan
Sel mati
1
Sel tumbuhan lebih besar daripada sel hewan
Sel hewan lebih kecil daripada sel tumbuhan.
-
2
Mempunyai bentuk yang tetap.
Tidak mempunyai bentuk yang tetap.
-
3
Mempunyai dinding sel.
Tidak mempunyai dinding sel.
-
4
Mempunyai plastida
Tidak mempunyai plastida
-
5
Tidak mempunyai membrane sel
Mempunyai membrane sel
-
6
Mempunyai klorofil.
Tidak mempunyai klorofil.
-
7
Mempunyai vakuola atau rongga sel yang besar.
Tidak mempunyai vakuola, walaupun terkadang sel beberapa hewan uniseluler memiliki vakuola (tapi tidak sebesar yang dimiliki tumbuhan).
-
8
Menyimpan tenaga dalam bentuk butiran (granul) pati.
Menyimpan tenaga dalam bentuk butiran (granul) glikogen.
-
9
Tidak Mempunyai sentrosom dan lisosom.
Mempunyai sentrosom dan lisosom.
-


IX.              SARAN-SARAN

·       Setiap pengamatan harus dilakukan dengan teliti untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
·       Dalam proses pengamatan objek dengan menggunakan mikroskop pengaturan fokus sebaiknya dilakukan dengan pelan-pelan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar