KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan saya kemudahan beserta petunjuknya sehingga saya dapat melaksanakan
sebuah praktikum Biologi untuk mengamati struktur dari sel mati, sel tumbuhan,
dan sel hewan.Tidak lupa pula saya ucapkan banyak terimakasih kepada Guru
Biologi saya selaku guru pembimbing dalam melakukan sebuah praktikum tersebut.
Dengan mengamati struktur sel tersebut saya lebih
mengetahui,perbedaan sel mati dan sel hidup, selain itu saya lebih menyadari
tentang sel walaupun bentuknya begitu kecil betapa pentingnya fungsi sel bagi
tubuh ini.Dan sebuah laporan telah berhasil saya susun setelah melakukan pengamatan
tersebut.Jika ada kekurangan dari penulisan laporan ini saya mohon maaf.
Wassalamualaikum Wr. Wb
PENDAHULUAN
PENEMUAN AWAL
Mikroskop
majemuk dengan dua lensa telah ditemukan pada akhir abad ke-16 dan selanjutnya
dikembangkan di Belanda, Italia, dan Inggris.Hingga pertengahan abad ke-17
mikroskop sudah memiliki kemampuan perbesaran citra sampai 30 kali.Ilmuwan
Inggris Robert Hooke kemudian merancang mikroskop majemuk yang memiliki sumber
cahaya sendiri sehingga lebih mudah digunakan.Ia mengamati irisan-irisan tipis
gabus melalui mikroskop dan menjabarkan struktur mikroskopik gabus sebagai
"berpori-pori seperti sarang lebah tetapi pori-porinya tidak
beraturan" dalam makalah yang diterbitkan pada tahun 1665. Hooke menyebut
pori-pori itu cells karena mirip dengan sel (bilik kecil) di dalam biara atau
penjara. Yang sebenarnya dilihat oleh Hooke adalah dinding sel kosong yang
melingkupi sel-sel mati pada gabus yang berasal dari kulit pohon ek.Ia juga
mengamati bahwa di dalam tumbuhan hijau terdapat sel yang berisi cairan.
Pada masa yang
sama di Belanda, Antony van Leeuwenhoek, seorang pedagang kain, menciptakan
mikroskopnya sendiri yang berlensa satu dan menggunakannya untuk mengamati
berbagai hal. Ia berhasil melihat sel darah merah, spermatozoid, khamir bersel
tunggal, protozoa, dan bahkan bakteri. Pada tahun 1673 ia mulai mengirimkan
surat yang memerinci kegiatannya kepada Royal Society, perkumpulan ilmiah
Inggris, yang lalu menerbitkannya. Pada salah satu suratnya, Leeuwenhoek
menggambarkan sesuatu yang bergerak-gerak di dalam air liur yang diamatinya di
bawah mikroskop.Ia menyebutnya diertjen atau dierken (bahasa Belanda: 'hewan
kecil', diterjemahkan sebagai animalcule dalam bahasa Inggris oleh Royal
Society), yang diyakini sebagai bakteri oleh ilmuwan modern.
TEORI SEL
Beberapa
ilmuwan pada abad ke-18 dan awal abad ke-19 telah berspekulasi atau mengamati
bahwa tumbuhan dan hewan tersusun atas sel, namun hal tersebut masih
diperdebatkan pada saat itu. Pada tahun 1838, ahli botani Jerman Matthias Jakob
Schleiden menyatakan bahwa semua tumbuhan terdiri atas sel dan bahwa semua
aspek fungsi tubuh tumbuhan pada dasarnya merupakan manifestasi aktivitas sel.
Ia juga menyatakan pentingnya nukleus (yang ditemukan Robert Brown pada tahun
1831) dalam fungsi dan pembentukan sel, namun ia salah mengira bahwa sel
terbentuk dari nukleus. Pada tahun 1839, Theodor Schwann, yang setelah
berdiskusi dengan Schleiden menyadari bahwa ia pernah mengamati nukleus sel
hewan sebagaimana Schleiden mengamatinya pada tumbuhan, menyatakan bahwa semua
bagian tubuh hewan juga tersusun atas sel. Menurutnya, prinsip universal
pembentukan berbagai bagian tubuh semua organisme adalah pembentukan sel.
Yang kemudian
memerinci teori sel sebagaimana yang dikenal dalam bentuk modern ialah Rudolf
Virchow, seorang ilmuwan Jerman lainnya. Pada mulanya ia sependapat dengan
Schleiden mengenai pembentukan sel. Namun, pengamatan mikroskopis atas berbagai
proses patologis membuatnya menyimpulkan hal yang sama dengan yang telah
disimpulkan oleh Robert Remak dari pengamatannya terhadap sel darah merah dan
embrio, yaitu bahwa sel berasal dari sel lain melalui pembelahan sel. Pada
tahun 1855, Virchow menerbitkan makalahnya yang memuat motonya yang terkenal,
omnis cellula e cellula (semua sel berasal dari sel).
PERKEMBANGAN BIOLOGI
SEL
Antara tahun
1875 dan 1895, terjadi berbagai penemuan mengenai fenomena seluler dasar,
seperti mitosis, meiosis, dan fertilisasi, serta berbagai organel penting,
seperti mitokondria, kloroplas, dan badan Golgi.Lahirlah bidang yang
mempelajari sel, yang saat itu disebut sitologi.
Perkembangan
teknik baru, terutama fraksinasi sel dan mikroskopi elektron, memungkinkan
sitologi dan biokimia melahirkan bidang baru yang disebut biologi sel. Pada
tahun 1960, perhimpunan ilmiah American Society for Cell Biology didirikan di
New York, Amerika Serikat, dan tidak lama setelahnya, jurnal ilmiah Journal of
Biochemical and Biophysical Cytology berganti nama menjadi Journal of Cell Biology.
Pada akhir dekade 1960-an, biologi sel telah menjadi suatu disiplin ilmu yang
mapan, dengan perhimpunan dan publikasi ilmiahnya sendiri serta memiliki misi
mengungkapkan mekanisme fungsi organel sel.
STRUKTUR
Semua sel
dibatasi oleh suatu membran yang disebut membran plasma, sementara daerah di
dalam sel disebut sitoplasma.Setiap sel, pada tahap tertentu dalam hidupnya,
mengandung DNA sebagai materi yang dapat diwariskan dan mengarahkan aktivitas
sel tersebut. Selain itu, semua sel memiliki struktur yang disebut ribosom yang
berfungsi dalam pembuatan protein yang akan digunakan sebagai katalis pada
berbagai reaksi kimia dalam sel tersebut.
Setiap
organisme tersusun atas salah satu dari dua jenis sel yang secara struktur
berbeda: sel prokariotik atau sel eukariotik. Kedua jenis sel ini dibedakan
berdasarkan posisi DNA di dalam sel; sebagian besar DNA pada eukariota
terselubung membran organel yang disebut nukleus atau inti sel, sedangkan
prokariota tidak memiliki nukleus.Hanya bakteri dan arkea yang memiliki sel
prokariotik, sementara protista, tumbuhan, jamur, dan hewan memiliki sel
eukariotik.
EKSPERIMEN I
SEL
I.
TUJUAN :
· Mengamati struktur sel
· Membandingkan sel
mati, sel tumbuhan, dan sel hewan
II.
RUMUSAN MASALAH :
· Bagaimana struktur
sel?
· Apa perbedaan sel
mati, sel hewan, dan sel tumbuhan?
III.
ALAT :
· Mikroskop
· Silet tajam
· Tusuk gigi
· Pinset
· Pipet tetes
· Kaca objek
· Kaca penutup
· Tissue
IV.
BAHAN :
· Aqua
· Bawang Merah
· Gabus
· Epitel rongga
mulut
· Rhoe Diskolon
V.
LANGKAH – LANGKAH :
a. Mengamati sel
mati
· Sayat gabus
setipis mungkin
· Hasil sayatan
letakkan pada kaca objek
· Tetesi dengan
aqua
· Amati dibawah
mikroskop
· Gambar hasil
pengamatan
b. Mengamati sel
tumbuhan
· Ambil
jaringan epidermis bawang merah dengan menggunakan pinset
· Jaringan
epidermis itu diletakkan pada kaca objek
· Amati dibawah
mikroskop
· Gambar hasil
pengamatan
c. Mengamati sel
hewan
· Kerot pipi
bagian dalam dengan menggunakan tusuk gigi
· Hasil kerotan
diletakkan pada kaca objek
· Amati dibawah
mikroskop
· Gambar hasil
pengamatan
VI.
TABEL HASIL PENGAMATAN
Sel
Gabus
|
Epidermis
bawang merah
|
Epitel
rongga mulut
|
|
|
|
|
|
|
VII.
PEMBAHASAN
1. Sel Mati
(Gabus)
Bentuk sel gabus seperti
bentuk segi lima atau segi enam
· Bentuk
persegi panjang yang merupakan ruang sel
· Pada sel
gabus hanya terdapat dinding sel
· Sel gabus memiliki
ruang kosong di dalam dinding selnya
· Sel Gabus
tidak memiliki inti sel (nukleus).
· Didalam sel
gabus sama sekali tidak ada aktivitas sel karena hanya terdiri dari ruang
kosong tanpa ada isi dan inti sel
2. Sel Tumbuhan
(Bawang Merah)
· Bentuknya seperti
balok yang disusun miring.
· Terdapat
ruang sel, memiliki inti sel (nukleus), memiliki sitoplasma.
· memiliki
struktur yang jauh lengkap dari pada sel mati, yaitu memiliki, inti sel,
dinding sel, kloroplas, membran sel, dan sitoplasma
· memiliki
bentuk yang tetap karena memiliki dinding sel sehingga pergerakan sel terbatas
· mempunyai
plastida dan vakuola (rongga sel) yang besar
· tidak
mempunyai sentrosom dan lisosom
· Berwarna
merah muda pada bagian selnya karena mengandung plastid yang menghasilkan
kloroplas.
· Didalamnya
terdapat seperti cairan yang disebut nukleoplasma yang berupa gel transparan
yang dan berfungsi untuk melindungi vakuola
· Nukleus lebih
kecil daripada vakuola
· Menyimpan
tenaga dalam bentuk butiran (granul) pati
· Terjadi
aktivitas sel di dalamnya karena terdapat isi dan inti sel
· Sel bawang
merah termasuk sel hidup, karena sel bawang merah mempunyai inti sel,memiliki
cairan didalamnya,dan ada aktifitas yang terjadi didalamnya seperti pertukaran
zat dalam sel.
3. Sel Hewan
(Epitel Rongga Mulut)
· lebih kecil
daripada sel tumbuhan
· bentuk sel
tidak tetap karena tidak memiliki dinding sel sehingga membran sel dapat
bergerak dengan bebas.
· pada epitel,
mempunyai tiga bagian yaitu membran plasma, inti sel (nukleus), dan sitoplasma
· tidak
mempunyai plastida dan vakuola
· mempunyai
vesikel, sentrosom, lisosom
· nukleus lebih
besar daripada vesikel
· menyimpan
tenaga dalam bentuk butiran (granul) glikogen
· Terjadi
aktivitas sel di dalamnya karena terdapat isi dan inti sel
· Sel epitel
termasuk sel hidup, karena mempunyai inti sel,memiliki cairan didalamnya,dan
ada aktifitas yang terjadi didalamnya seperti pertukaran zat dalam sel.
VIII.
KESIMPULAN
No
|
Sel
tumbuhan
|
Sel
hewan
|
Sel
mati
|
1
|
Sel
tumbuhan lebih besar daripada sel hewan
|
Sel
hewan lebih kecil daripada sel tumbuhan.
|
-
|
2
|
Mempunyai
bentuk yang tetap.
|
Tidak
mempunyai bentuk yang tetap.
|
-
|
3
|
Mempunyai
dinding sel.
|
Tidak
mempunyai dinding sel.
|
-
|
4
|
Mempunyai
plastida
|
Tidak
mempunyai plastida
|
-
|
5
|
Tidak
mempunyai membrane sel
|
Mempunyai
membrane sel
|
-
|
6
|
Mempunyai
klorofil.
|
Tidak
mempunyai klorofil.
|
-
|
7
|
Mempunyai
vakuola atau rongga sel yang besar.
|
Tidak
mempunyai vakuola, walaupun terkadang sel beberapa hewan uniseluler memiliki
vakuola (tapi tidak sebesar yang dimiliki tumbuhan).
|
-
|
8
|
Menyimpan
tenaga dalam bentuk butiran (granul) pati.
|
Menyimpan
tenaga dalam bentuk butiran (granul) glikogen.
|
-
|
9
|
Tidak
Mempunyai sentrosom dan lisosom.
|
Mempunyai
sentrosom dan lisosom.
|
-
|
IX.
SARAN-SARAN
· Setiap
pengamatan harus dilakukan dengan teliti untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
· Dalam proses
pengamatan objek dengan menggunakan mikroskop pengaturan fokus sebaiknya
dilakukan dengan pelan-pelan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar